Sabtu, Februari 12

Pilihan itu Adalah Diri Kita

Apa yang akan saya tulis ini adalah hal tidak penting yang tiba-tiba terbersit saat saya berada disebuah Bank swasta dengan reputasi baik, memiliki nasabah yang banyak dengan pegawai yang 'terjamin' keuangannya dan beberapa teman sayalah yang 'beruntung' menjadi pegawainya.

Pikiran yang akan saya tulis ini dipicu oleh percakapan kami disela-sela makan siang mereka
  •  "ga abis pikir de ma pikiran lo Lu, susah-susah tes buat ikut Program di (nama Bank tempat saya bekerja dulu), gaji gede, eh malah keluar, sayang tau lu! daripada gw disini mendingan kerjaan lo dulu deh"
setelah jawaban saya keluar kalimat berikutnya meluncur
  • "hah cuma itu alasannya? emang lo sekarang ngerasa lebih baik? cukup ya duit lo dari jualan kerajinan lo? trus ngandelin dolar dikit2 dari paypal? dasar orang aneh"
Jawaban saya hanya satu kata "cukup" kalimat berikutnya menyusul
  • cape-cape lo kuliah, mana duit nyari sendiri gw inget banget de j(z)aman-jaman lo kuliah jadi penjaga warnet-lah, guru private-lah, W.O-W.O (wedding organizer)-lah, Asdos-lah, blom lo sewing-sewing-lah (jait baju maksudnya), sulam-sulam-lah, (berhenti).... hhh.. trus udah susah-susah gitu lo cuma gini doang? trus gimana orang tua lo? sedih pasti mereka liat lo sekarang cuma ngais-ngais sampah disungai...
waw.. mungkin sahabat-pun akan berfikir sama dengan teman saya jika hanya baca potongan percakapan kami, tapi taukah sahabat KEBAHAGIAAN TIDAK BISA DIBELI DENGAN UANG! klise sih tapi itu yang saya rasakan.

Alasan saya memilih hidup ini karena:
  •  Saya bukan orang yang 'buta', kerja dilingkungan robot-robot yang dipaksa bekerja dari jam delapan sampai jam lima, dibelenggu mainstream  yang baku, memuja fashion yang semu, merasa bangga dalam lingkungan yang di anggap hebat, dikekang dalam lifestyle yang dianggap keren dan kenapa saya bilang robot? bukan hanya ritual yang mereka jalani sama setiap harinya bukan hanya karena mereka hanya bergerak ketika ditekan tombol ON, bukan hanya mereka tidak bisa memiliki pilihan tapi jauh dari itu mereka mulai menghilangkan hati nurani, bunga kredit yang tinggi untuk orang yang butuh uang, dan bunga tabungan yang menggiurkan untuk orang yang menumpuk uang, makin besar yang mereka tumpuk makin besar pula bunga nya.. waw! maaf saya tidak bisa tinggal dilingkungan seperti ini.
  • Tahukah disaat kita sibuk dengan urusan duniawi kita, kita sering kali lupa apa sebenarnya tujuan hidup kita, terlalu sibuk dengan tugas yang menumpuk dikantor, mengejar-ngejar client, mengejar jabatan dan gaji tinggi, berlomba-lomba mendapat barang-barang baru yang sedang IN, membuat kita berfikir itulah tujuan hidup kita, kita sudah merasa telah membahagiakan orang tua, membuat mereka bangga dengan uang hasil kerja keras kita. tapi kita lupa hati mereka, uang memang penting tapi tidak segalanya! orang tua kita sudah semakin renta siapa yang akan memijit mereka saat mereka pegal-pegal?, siapa yang mendengarkan mereka saat mereka mengeluh?, siapa yang menemani mereka saat mereka sakit? ternyata dengan uang yang saya dapat sekarang tanpa bekerja di Bank pun saya bisa membantu mereka.
  • Sekarang dengan kehidupan saya, saya bisa melihat banyak hal di dunia ini yang tidak terlihat pada saat saya menjadi robot dan berada dalam ruangan selama matahari terbit, sekarang saya lebih banyak berinteraksi dengan banyak orang, merasakan saling tolong dengan orang, saya bisa turun kesungai untuk mengambil sampah lebih sering, saya bisa menolong orang yang mendapat musibah dijalan raya tanpa takut kesiangan dan siap-siap dicecar atasan, saya bisa kapan saja memungut sampah tanpa harus menjaga sikap pada client, saya bisa membersihkan masjid dihari jumat sebelum bapak-bapak datang jumatan, saya bisa berbincang lama dengan ibu yang jualan surabi dekat rumah dan menggali pengalaman hidupnya, saya bisa melakukan semua hal yang membuat saya menjadi diri sendiri dan memiliki integritas. 
  • Satu lagi saya lulusan peternakan UNPAD, aneh rasanya berada dikandang robot bukan dikandang sapi atau ternak lain.. hahaha setidaknya saya telah membuktikan kemampuan saya bukan? pilihan ini saya pilih bukan karena saya tak mampu tapi karena ini pilihan saya.
Jadi, perlukah saya malu dengan pilihan hidup saya? 
Bagaimana dengan sahabat sudahkah memberi kesempatan pada hidup untuk menjadi diri sendiri atau sahabat terlalu sibuk dengan urusan dikantor? 
Apa warna yang menunjukan sahabat?
No offense, itu semua pilihan hidup dan pilihan hidup adalah diri kita

18 komentar:

  1. bersyukur dengan apa yang sudah diterima hari ini dan nanti sepertinya emang yang terbaik, walaupun tentu setiap pilhan selalu ada konsekuensinya.

    BalasHapus
  2. iya betul bnget mas bersyukur adalah kunci kebahagian, tapi akan lebih bahagia jika semua yang kita jalani sesuai dengan hati nurani kita sesuai dengan apa yang kita inginkan, dan tidak menyia-nyiakan waktu percuma untuk menjadi orang lain =)

    BalasHapus
  3. bersyukur kita bekerja dalam hal sesuai hati nurani kita..money is important, but money not everything...there something that money can buy..sukses ya mbak lulu buat aktifitas2nya :)

    BalasHapus
  4. Adakah yang lebih baik dari sekarang? Heemmm... rasanya yang saat inilah yang terbaik, yakni saat tiada kemunafikan di antara aliran darah kita. God bless you, Jenk..

    BalasHapus
  5. apapun pekerjaan pekerjaan yg kita geluti sejauh kita menikmati dan mencintainya maka pekerjaan itu akan sangat menyenangkan dan sbagai bahagian dari ibadah kita, btw salut dan senang dengan pendiriannya sahabat. Salam

    BalasHapus
  6. saya adalah diri saya sendiri. bukan yang lain ^_^



    salam.

    BalasHapus
  7. syukuri apa yang telah kita miliki saja, itu lebih baik...

    BalasHapus
  8. Sama..., saya jg g mau sperti "robot" kayak gtu...,

    itu bkan hidup namax..,
    n.nv

    BalasHapus
  9. Sama..., saya jg g mau sperti "robot" kayak gtu...,

    itu bkan hidup namax..,
    n.nv

    BalasHapus
  10. mungkin anda terlalu muda untuk menghargai hidup, masih berfikir diiringi semangat pemberontakan yang menggebu, nanti suatu saat saat anda harus membiayai anak istri anda niscaya anda melupakan idealisme ini

    BalasHapus
  11. hahaha like this gan.... JEMPOL ABITS, 5 JEMPOL UNTUK INIH....

    NASIONALISME SOSIAL TIDAK MENGAJARKAN HAL SEPERTI ITUH ^_^

    Hidup adalah pilihan, tp lebih ajib lagih jadi diri sendiri...

    JOA doyan dgn kalimat inih... "Satu lagi saya lulusan peternakan UNPAD, aneh rasanya berada dikandang robot bukan dikandang sapi atau ternak lain..."

    hahaha FAPET FAPET FAPET !!!!

    BalasHapus
  12. saya suka pendapat ini..

    "mungkin anda terlalu muda untuk menghargai hidup, masih berfikir diiringi semangat pemberontakan yang menggebu, nanti suatu saat saat anda harus membiayai anak istri anda niscaya anda melupakan idealisme ini"

    hidup tak semudah yang difikirkan, kawan..
    bekerja di sebuah perusahaan juga bukanlah hal yg nista, asalkan dikerjakan dgn ikhlas tanpa paksaan dan memiliki hakikat kerja sebagai IBADAH..

    BalasHapus
  13. hellkitchen: ahahahahah terimakasih kawan.. ini hidupku =)

    anonim: iya mungkin saya suatu saat menyesal mengambil keputusan ini tapi mungkin juga tidak mudah-mudahan saya bisa menjalani hidup ini lebih baik amin. terimakasih

    oia mas saya tidak bilang dan tidak ada dalam tulisan ini kalau bekerja diperusahaan nista, saya hanya memberi inspirasi pilihan hidup, mudah-mudahan pilihan apapun yang kita ambil adalah yang terbaik amin. silahkan datang dan berkunjung dan tidak lupa meninggalkan jejak dimanapun lagi =)

    BalasHapus
  14. Apa yg baik buat orang lain, belum tentu baik untuk kita..
    Yg terpenting kita merasa senang dan tenang, dan bisa membahagiakan orang tua. Tdk ada yg lebih membahagiakan bagi mereka daripada hidup di masa tua ditemani anak2 yg sedari kecil mereka besarkan :)

    BalasHapus
  15. @Sarisariiii:

    iya betul mbak terimakasih sudah berkunjung dan mengeluarkan pendapat sering2 berkunjung yaaaa =)

    BalasHapus
  16. Rada extreme yeuh garis keras hehehe :

    Kenapa orang-orang sibuk memikirkan dunia ?

    Kenapa orang-orang sibuk ingin menggunakan jas berdasi ataupun gaun yang indah, padahal baju yang kita pakai akhirnyah toh KAIN KAFAN juga.

    Kenapa orang-orang sibuk memikirkan ingin memiliki rumah mewah, padahal akhirnyah toh rumah kita hanya ukuran 1 x 2 m di kubur.

    Kenapa eh kenapa...

    Jadi intina mah, jangan terpengaruh lingkungan sekitar, jadilah diri sendiri, di dunia ini hanya ada 1 JOA, dan hanya ada 1 JOP.

    hellyeah !!! salam aryanation

    BalasHapus
  17. JOP aryanyouth: waw bener banget yaaa... dipikir-pikir kalo emang gitu ujungnya kita... hahahaha tapi kalo cuma nunggu mati doang juga kayaknya ga perlu idup juga yaa..

    yang pasti sih sepertinya jangan berlebihan terhadap sesuatu itu sudah cukup.. hidup JOA dan JOP heheheh

    BalasHapus

silahkan berkomentar dengan bebas, siapapun, kapanpun tanpa nama sekalipun yang baik dan yang buruk silahkan yang penting dari hati =)